Dilema
Mengekang itu kuat, sangat erat
dan tak terlepaskan, kini ia menjadi dilema bagiku antara janji dengan seribu
hati. Goyang penopangku, tapi fahami kekuatan diri tak serapuh ranting kering
yang tak ada arti.
Apakah bayangan semu yang menerpa
wajah hingga ciut? Ataukah hanya mimpi sepanjang tidur saat terbangun ia akan
pergi? Tidak. Dia pasti, dia realita dan dia itu fakta.
Menitinya penuh semangat, biarpun
langkah ku sempit, Lumpur, batu, tanah liat sedang menyisakan jejak kaki. Namun
apa peduliku, menjerir? Sembunyi agar itu tiada? Ataukah kulawan biarpun dengan
yang mengulai?
Kondisi mengatakan jangan, tapi
hati mengatakan iya, dilanjutkan. Saying, sangat disayangkan rasa perih
menyayati, huluan yang pasti sebrang menanti, lewat ku tak bertiti, berdiri ku
sungguh tak berarti, apa mungkin mengikuti arah mata angin bukan jalan sesaat?
Melangkah walaupun bentang waktu yang meluas….. ajaib jika waktu ku akan
bersamanya
0 comments :
Post a Comment
Kebebasan yang kami berikan adalah komentar pengunjung tidak terbatas, selagi menghormati SARA. kesan dan saran sangat kami butuhkan, karena melalui media blogspot ini, pengguna bermaksud ingin memberikan apa-pun informasi yang harus diketahui publik. atas kunjungannya, pengguna ucapkan terima kasih....